Selasa, September 11, 2012

Kumpulan Cerita-cerita Hantu Jepang Part 4

14. Yuki-Onna

Yuki-onna muncul ketika salju turun,ia berwujud sebagai wanita tinggi yang anggun dan cantik dengan rambut hitam panjang dan bibir biru. Kulitnya putih pucat. Terkadang ia memakai kimono putih, tetapi legenda lainnya menggambarkan dia tak memakai sehelai benangpun, Meskipun kecantikannya sangat mempesona, pandangan matanya bisa memancarkan ketakutan kepada orang yang menatapnya. Dia selalu melayang dibalik salju, tidak meninggalkan jejak kaki (beberapa cerita mengatakan ia tidak memiliki kaki), dan dia bisa berubah menjadi awan kabut atau salju.

Sampai abad 18 Beberapa legenda mengatakan Yuki-onna, adalah roh seseorang wanita yang tewas akibat badai salju. Yuki-onna slalu digambarkan sebagai wanita yang tenang dan lembut, namun ia sangat tidak suka kalau ada orang yang menggodanya, ia langsung akan membunuh orang tersebut.

Yuki-onna muncul jika melihat ada orang terjebak di badai salju, ia akan berpura-pura untuk minta tolong, karena ia sangat cantik banyak orang yang terlena dengan kecantikannya, jika orang tersebut menggodanya dan ingin berbuat jahat kepadanya maka ia akan menghembuskan napas esnya untuk membuat tubuh orang tersebut menjadi biru dan kaku, tetapi jika orang tersebut mempunyai niat baik dan tulus untuk menolong maka badai salju akan segera berhenti dan tubuh Yuki-Onna akan mencair.

Kisah Yuki-Onna (Wanita Salju) Merupakan salah satu kisah hantu klasik di Jepang, yang sudah sering diangkat dalam bentuk Opera, bahkan pernah dibuat dalam bentuk film klasik. Kisah hantu tidak klasik ditandai dengan adegan berdarah-darah, namun lebih merupakan cerita yang yang diisi tokoh manusia dan hantu yang melibatkan percintaan, kesedihan yang dalam dan tragedi.

Cerita dimulai dari dua orang penebang kayu bernama Mosaku dan Minokichi yang hidup di daerah provinsi Musashi (terletak di antara Tokyo dan Saitama), Mosaku adalah seorang pria yang berada di usia senja, sementara muridnya , Minokichi adalah seorang pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari mereka berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah hutan yang jaraknya 5 mil dari desa mereka. Di antara desa mereka dan hutan yang dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran deras. Begitu derasnya arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan yang kuat menahan arus (jembatan yang ada selalu rusak akibat terjangan arus deras). Siapapun yang ingin menyebrangi sungai harus melewatinya dengan bantuan kapal penyebrang kecil.

Suatu hari Mosaku dan Minokichi sedang dalam perjalan pulang. Ketika itu cuaca begitu dingin dan mulai turun badai salju. Saat sampai di di tepi sungai, mereka menemukan bahwa si pengayuh perahu yang menyebrangkan mereka telah pulang ke rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar bahwa mereka tidak mungkin menyebrangi sungai, mereka memutuskan bermalam di pondok sementara si pengayuh perahu. Pondok itu benar-benar sederhana, hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa jendela yang berisi dua buah Tatami, tanpa perabotan apapun.

Mosaku dan Minokichi yang sudah lelah segera menutup pintu agar salju tidak masuk ke dalam pondok,lalu kemudian beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan nyaman sehingga Mosaku yang lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung mendeangar suara angin yang menderu yang disertai arus sungai yang bertambah deras. Badai tidak mereda dan udara malah bertambah dingin, namun setelah bersusah payah skhirnya Minokichi tertidur juga.Entah telah berapa lama Minokichi tertidur, tiba-tiba ia terbangun karena merasakan butir-butir salju yang lembut di wajahnya. Ternyata pintu pondok yang mereka diami telah terbuka dengan paksa.

Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya seperti salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku. Ia tengah meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku. Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. saat itulah sang wanita misterius itu beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita yang berada di hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan.

Wanita itu terus menatap Minokichi dan tiba-tiba tersenyum dan berkata, “aku ingin memperlakukanmu sama seperti orang lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi. Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu tentang apa yang terjadi malam ini… maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang telah kukatakan ini.” Seusai wanita salju itu berkata, ia meninggalkan Minokichi sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera bangun dan melihat keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun. Sambil menutup pintu ia bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil Mosaku namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangan untuk menyentuh Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah membeku. Mosaku telah meninggal.

Ketika fajar tiba, badai pun berakhir dan si pengayuh perahu menemukan Minokichi yang tergeletak pingsan di samping Mosaku yang telah meninggal. Ia membawa keduanya menyebrang, lalu menguburkan jenazah Mosaku. Sementara Minokichi dibawa pulang kerumahnya. Setelah sembuh, Minokichi tidak dapat langsung melupakan kejadian yang telah ia alami. Ia dihantui oleh kematian Mosaku, namun ia bersikeras untuk menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena ia tidak ingin kehilangan nyawanya. Lama berselang, Minokichi baru berani kembali pada pekerjaan sehari-harinya, menebang kayu, membelahnya menjadi potongan-potongan kecil, lalu menjual kayu tersebut ke pasar dengan bantuan ibunya.

Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang berada dalam perjalanan pulang melalui jalan setapak di hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang amat cantik, berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara yang menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu didengarnya. Mereka pun mulai berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia bernama O-Yuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.

Entah apa yang dirasakan Minokichi, namun rasanya gadis itu nampaknya makin cantik dimatanya. Minokichi pun mulai merasa suka pada gadis itu, sehingga ia memberanikan diri untuk bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis itu tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia pun balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa saling menyukai. Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan beristirahat di rumahnya. O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu Minokichi pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah melanjutkan perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal bersama Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.

Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya. Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani tampak tua setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah menjadi ibu 10 anak tetap terlihat cantik. Secantik saat pertama kedatangannya di desa, mereka.

Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata, “Melihat kau menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal aneh yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat seorang wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang mirip denganmu… “

Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, ”ceritakanlah padaku, dimana kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi mulai bercerita tentang Mosaku dan pengalamannya di pondok pengayuh perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau bukan,tapi saat-saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita salju.”

O-Yuki langsung melemparkan jahitannya. Ia mendekati suaminya dan berseru, “itu adalah aku! Bukankah aku telah mengatakan bahwa aku akan membunuhmu jika cerita itu pernah keluar dari mulutmu. Sekarang, demi anak-anak kita…” O-Yuki tetap berteriak namun suaranya menjadi penuh kesedihan, “jagalah anak-anak kita, karena jika kamu tidak melakukannya, maka aku akan melakukan hal yang pernah aku katakan padamu…”

Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan kemudian menguap menjadi butir-butir salju yang halus,yang menghilang melalui cerobong asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi.

15. Kerakera-onna

Kerakera - onna 倩兮女 (けらけらおんな) berasal dari kata "kerakera" yang artinya tertawa dan "onna" artinya perempuan. Jadi "kerakera - onna" artinya wanita yang sering tertawa.

Ada 2 pendapat tentang kerakera - onna pendapat pertama bilang kerakera - onna suka membuat orang tertawa (good side) dan pendapat yang kedua bilang kerakera - onna bukan membuat orang tertawa tapi menakuti seseorang dengan tawanya yang mengerikan (bad side).

Good Side
Kerakera - onna adalah salah satu siluman yang paling dicintai dalam mitologi Jepang. Siluman ini senang sekali membawa sukacita dan tawa untuk semua orang. Dia senang membuat semua orang tertawa.

Bad Side
Ketika sedang berjalan malam hari ,dan tiba - tiba kamu ditertawakan , padahal tidak ada orang lain. Itu pasti Kerakera - Onna. Biasanya korbannya mendengarnya tertawanya dahulu , lalu dia melihat penampakan seorang perempuan yang besar di kejauhan sambil tertawa. Suara tertawanya itu sangat terdengar walaupun dari kejauhan. Ketika korbannya mencoba untuk lari , suara tertawa berikut mengikutinya ke mana saja mereka pergi.

History
Pada zaman Edo , ada seorang wanita cantik yang senang membawa tawa dan kebahagiaan dengan suara tertawanya dan rasa humor yang unik dimana saja ia berada. Wanita ini hanya terlihat untuk waktu yang singkat di satu tempat , karena wanita ini senang berpindah - pindah tempat. Bahkan ia sering kembali ke suatu tempat untuk membawa kegembiraan dan kenikmatan kepada semua orang.

Penampilan
Kerakera - onna sering muncul dengan kepala yang jauh lebih besar daripada tubuhnya dengan mengenakan pakaian yang konyol , dia mencoba untuk membuat tertawa semua orang yang dia temui. 

16. Futakuchi-onna

Futakuchi-onna (二口女⁠) adalah salah satu siluman di jepang. Ciri - ciri mereka adalah memiliki 2 mulut. Yang pertama adalah mulut normal yang terletak di muka dan yang kedua adalah mulut yang terletak di belakang kepala di bawah rambut. Di sana, tengkorak wanita terpisah atau terbelah , dan membentuk bibir, gigi dan lidah. Sehingga menciptakan mulut kedua yang dapat digunakan. Dan membuat rambut seperti tentakel sehingga bisa mengambil makanan dan memasukan makanan tersebut ke mulut yang berada di belakang. Futakuchi - onna juga memakan makanan melewati bibir normal , namun mulut di bagian belakang kepalanya mengkonsumsi dua kali lipat.

History
Dalam mitologi dan cerita rakyat jepang , para futakuchi - onna hampir memiliki awal kisah yang sama dengan cerita Rokurokubi, Kuchisake - onna dan Yama-Uba. Yaitu perempuan yang menderita karena kutukan atau penyakit supranatural yang mengubahnya menjadi siluman. Ada beberapa cerita yang merupakan asal - usul futakuchi - onna memiliki 2 mulut , tetapi hal yang paling sering dikaitkan adalah wanita yang sering diet atau jarang makan.

Futakuchi - onna awalnya (biasanya) merupakan istri dari suami yang pelit sehingga jarang diberi makan. Untuk mengatasi ini , mulut kedua muncul secara misterius di bagian belakang kepala wanita itu. Mulut kedua ini sering bergumam hal - hal jahat untuk mengancam perempuan ini agar segera makan. Jika tidak diberi makan , dapat teriak dengan kencang dan dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa kepada wanita tersebut. Karena wanita itu tetap tidak mau memberi makan , rambut wanita itu pun mulai bergerak sendiri seperti ular , dan memberikan makanan ke mulut kedua supaya wanita itu makan.  
Seorang wanita pelit pergi ke hutan dengan membawa kapak suaminya untuk memotong kayu. Ketika memotong kayu , ia tidak sengaja memukul ke kepalanya dengan kapak suaminya. Tetapi lukanya tidak pernah sembuh. Dan terbentuklah mulut misterius itu.

Ada seorang ibu yang membiarkan anak tirinya mati kelaparan dan dia hanya mengisi perutnya saja makan. Roh anak terlantar itu pun masuk ke tubuh ibunya dan membuat mulut baru dibelakang kepalanya untuk membalas dendam.

Berikut adalah salah satu cerita yang terkenal di jepang tentang futakuchi - onna.
Di sebuah desa kecil hiduplah seseorang yang kikir dan pelit , karena dia tidak bisa menanggung beban untuk membayar makanan untuk istri , jadi dia hanya tinggal sendiri.

Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita yang tidak pernah makan apa pun, lalu ia segera bawa pulang dan dijadikan istrinya. Karena dia tidak pernah makan sesuatu , dan seorang pekerja keras , orang tua yang kikir itu sangat senang dengan dia. Tapi di sisi lain dia mulai bertanya-tanya mengapa stok beras di tokonya terus berkurang.

Suatu hari laki - laki tua yang kikir itu pura - pura berangkat kerja dan memata-matai istri barunya. Lalu ia pun sangat terkejut , ia melihat bagian rambut istrinya dan tengkoraknya terbuka lebar seperti mulut yang menganga. Lalu rambutnya yang seperti tentakel mengambil beras dan menaruh beras tersebut ke dalam mulut di belakang kepalanya.

17. Kuma Onna

Hati – hati terhadap Kuma Onna, beberapa poster atau artikel di tempel di dinding terowongan yang sepi di jepang, banyak yang menganggapnya hanya rumor untuk menakuti para siswa yang sering pulang malam hari dan melewati di terowongan tersebut....apa atau siapa itu Kuma Onna? 

Kuma Onna adalah sesosok wanita yang memegang sebuah boneka beruang, di dalam boneka beruang yang ia pegang terdapat berbagai macam perhiasan dan aksesoris yang berharga yang dia ambil dari korbannya.Ia hanya ingin mengambil perhiasan yang terdapat di tubuhmu tapi sayangnya cara ia mengambil perhiasanmu dengan cara memotong bagian tubuhmu yang memakai perhiasan tersebut. 

Ketika ia memunculkan dirinya dan menentukan targetnya dia akan membacakan sebuah puisi yang bunyinya kurang lebih seperti ini :“anak sekolah memakai lipstik agar terlihat cantik...memasang pita berwarna merah didada mereka...Mereka selalu berdusta dengan cara menangis seperti bayi...kepada kekasih atau orang tua mereka...memakai sesuatu sebagai tanda kesombongan...hanya untuk menuju kematian...”

Menurut salah seorang siswi yang pernah bertemu dengan kuma onna, satu-satunya cara untuk selamat yaitu melepaskan dan meninggalkan semua perhiasan atau aksesoris yang kamu kenakan, maka ia akan pergi sambil membawa perhiasan atau aksesoris yang tadi kamu tinggalkan.

Lihat

Tidak ada komentar: