Jumat, Maret 09, 2012

Hari Musik Nasional 2012
















Sembilan tahun yang lalu tepatnya pada 9 Maret 2003, mantan Presiden Megawati Soekarno Putri menetapkan Hari Musik Nasional jatuh setiap tanggal 9 Maret. Atas masukkan dari Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI), kita seakan diingatkan akan bertapa pentingnya menghargai suatu karya dari hasil pemikiran musisi.

Pada waktu itu, Hari Musik Nasional digagas dari keprihat
inan musisi nasional atas maraknya pembajakan yang dilakukan terhadap karya-karya mereka. Hingga menjelang pencanangan hari bersejarah itu, pembajakan sampai kepada angka fantastis yakni naik 600% yang disertai penurunan penjualan hingga 35% antara tahun 2000-2001 dan 20% di tahun 2001-2003.

Awalnya, kita tidak bisa memungkiri bahwa industri musik tidak hanya murni soal karya. Tapi juga bisnis, yang akhirnya bisa disebut juga sebagai bisnis padat karya. Banyak keuntungan yang didapatkan dari bisnis ini. Baik penjualan hasil karya itu sendiri berupa fisik maupun RBT, sampai konser maupun merchandise. Namun, apakah sang musisi sudah merasakan hasil dari karya mereka? Apakah mereka sudah puas hanya dengan mendapat sekian persen dari pendapatan yang harus dishare juga dengan pihak label?

Banyak pertanyaan yang hadir dari urusan "penghargaan" untuk musisi ini. Dan kalau sudah begini, tiap musisi punya pandangan masing-masing. Kita ambil contoh saja musisi-musisi
pendatang baru di major label. Kebanyakan dari mereka mengaku lebih rela melepas ideologi bermusik dengan kepentingan pasar. Mana genre yang laku di telinga penikmat musik, itulah yang mereka andalkan - sekalipun harus 'kembar' dengan pesaingnya. Tentu saja, ini berbeda juga dengan musisi indie label yang lebih tempramen dalam bermusik. Karakter mereka lebih kuat. Bahkan mereka rela menjadikan penjualan sebagai faktor nomor sekian setelah bermusik. Yang penting bagaimana menghasilkan karya terbaik.

Dari sinilah akhirnya adanya jembatan yang dinamakan 'industri'. Tujuan yang mau diambil tiap musisi tergantung dari pilihan mereka sendiri. Namun, jika kita kembali lagi ke topik Hari Musik Nasional yang diambil dari hari lahirnya pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman, kita akan melihat lebih dekat dengan makna hari spesial ini sendiri.

Pada dasarnya, ketika Megawati mencanangkan Hari Musik Nasional, beliau menggarisbawahi soal pembajakan yang merajalela di Indonesia. Bahkan Indonesia telah menduduki peringkat pertama negara dengan pembajakan tertinggi di dunia. Untuk itulah, Megawati menghimbau PAPPRI agar menyebarluaskan pemahaman tentang hal moral dan ekonomi sebuah karya cipta musik dan lagu, karena sesungguhnya tiang utama tegaknya sistem di bidang hak cipta khususnya untuk musik dan lagu sebenarnya ditopang oleh masyarakat musik atau lagu itu sendiri.

Nah, tapi bagaimana Hari Musik Nasional yang sudah dijalani selama 8 tahun ini? Apakah sudah ada perubahan yang signifikan sesuai dengan makna dan dasar adanya hari istimewa ini? Mungkin Anda akan langsung menggeleng. Ya, seperti yang kita ketahui sendiri, pembajakan masih ada, pembajakan belum mati. Ya, musisi masih dirugikan, karya mereka dicuri, dan merasa tidak dihargai!

Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan? Telaah dalam diri masing-masing. Cobalah mengerti bagaimana perasaan Anda saat menjadi musisi yang dirampas karyanya tanpa dihargai tersebut? Hari Musik Nasional bukan harinya konser besar-besaran, atau hari untuk ngotot mana musisi favorit Anda dibandingkan yang lain.

Mari... Peringati hari ini dengan hikmad dan tunjukkan kepada dunia bahwa Anda juga menghargai para musisi selayaknya musisi memberikan kegembiraan untuk Anda dengan karya-karya mereka. Selamat Hari Musik Nasional... (kpl/boo)

Tepat di hari ini 9 maret 2012 Hari Musik Nasional di peringati di Indonesia, hari dimana
semua elemen musik di bumi pertiwi ini seperti mendapatkan rasa yang bisa berbeda karena di
hari yang khusus ini seluruh musisi tanah air mungkin merayakannya, begitu juga dengan para pendengar musik ataupun semua yang suka dengan musik.

Seperti yang kita tahu 9 Maret 2011 adalah hari lahir dari pencipta lagu Indonesia Raya WR Soepratman, Hari Musik Nasional kali ini mungkin berbeda dengan hari biasanya karena semua pecinta musik di Indonesia merayakannya dengan berbagai cara, entah dengan mengadakan konser atau dengan mengadakan suatu ajang musik solidaritas.

Jika ingin menyinggung sedikit Hari Musik Nasional ini dengan keadaan musik di Indonesia sekarang ini mungkin semua sudah tahu bagaimana musik kita. Yap, kita tau musik kita sudah bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, seperti kita lihat ke beberapa tahun silam tepatnya di pertengahan 90-an musik Indonesia sempat diwarnai dengan band-band asal negri jiran Malaysia, dan di akhir 90-an sempat di warnai dengan Musik ala Bollywood.

Tapi itu dulu, sekarang menginjak di era tahun 2000-an musik Indonesia sangat bervariasi dan bisa dibilang sangat banyak macamnya dari yang berkualitas sampai hanya sebuah musik yang hanya dengan 1 kalimat lirik saja.

Musik Indonesia saat ini bervariasi dan banyak macamnya, itu benar tapi saya sedikit ada rasa prihatin dengan ke variasi atau macam dan jenis musik Indonesia. Iya, memang benar sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri tetapi apakah segala musik itu harus dipenuhi dengan (maaf) Plagiat, Recpaked, musik yang hanya sebuah kalimat lirik saja dari awal sampai akhir lagu/musik, atau juga dengan menjadikan musik sebagai alasan untuk (maaf lagi) Aji Mumpung dan ikut-ikutan genre musik tertentu, di bagian ini timbul pertanyaan di benak saya, ada apa dengan musik Indonesia saat ini? Apakah musik hanya untuk jadi lahan keuntungan bagi para mayor label atau musisi indonesia yang sudah kehabisan ide untuk membuat lagu/musik yang berkualitas yang bisa di terima semua masyarakat? Itu hanya pendapat saya.

Lalu bagaimana kita sebagai masyarakat awam bisa memilih dengan teliti atau cerdik musik yang berkualitas dan tidak monoton, itu mungkin sepintar-pintarnya kita saja untuk memilihnya. Yang jelas dalam hal ini kita juga harus bisa berpikir untuk memilih musik yang mana yang berkualitas atau tidak demi kemajuan Musik Indonesia.



(sumber:






Berkaryalah anak bangsa seperti Bung Iwan Fals.
Membuat karya dari hati, bukan untuk komersil.
"Kau anak harapanku yang lahir di jaman gersang, sesuatu ada harga karna uang" (Iwan Fals: Nak, album 1910 1988)









Di tengah jaman gersangnya musik tanah air, ada beberapa anak harapan sang Maestro Iwan Fals yang dapat menghilangkan dahaga akan prestasi di padang gersang ini. Berikut adalah lima band yang telah Go International. Mereka memang tidak sering menghiasi layar televisi nasional dan musik mereka tidak didengar oleh jutaan rakyat Indonesia, namun mereka diam tapi pasti menorehkan namanya di kancah musik mancanegara dan mengharumkan nama Indonesia di dunia International.

MOCCA
Dari awal pemunculannya, grup musik asal Bandung ini sudah menarik publik musik internasional, khususnya Asia Tenggara. Mocca mengawali perjalanan musical mancanegara mereka di Singapura pada tahun 2005. Saat itu album de
but mereka dirilis album oleh label asal Singapura, Fruits Records. Setelah itu album Mocca juga dirilis oleh label Malaysia, Jepang dan Korea. Di Jepang dan Korea inilah, Mocca mendapat basis penggemar yang besar. Tercatat sudah lima lagu mereka yang menjadi jingle iklan di Korea dan juga tampil dalam serial televisi di sana.


BOTTLESMOKER

Duo asal Bandung ini sudah menjadi langganan pada berbagai festival dan acara musik di Asia. Negara-negara yang telah mereka kunjungi antara lain, Malaysia, Brunei Darusalam, Cina, Singapura, Filipina. Dan di tahun 2012, Bottlesmoker menambah daftar negara di Asia yang telah mereka jelajahi dengan jadwal panggung mereka di Thailand dan juga Vietnam. Penggemar mereka tersebar dari pulau Sumatera hingga dataran Cina. Duo yang selalu membagikan musik mereka secara gratis di Internet ini juga dirilis oleh beberapa net label di Amerika Serikat dan juga di Eropa.


WHITE SHOES AND THE COUPLES COMPANY
Unit musik jebolan Institut Kesenian Jakarta ini menjadi bukti nyata bahwa musik dengan bahasa Indonesia juga dapat berbicara di pentas internasional. Tidak tanggung-tanggung, negara yang telah mereka tembus adalah Amerika Serikat yang dikenal memiliki pasar musik yang sangat ketat. Album perdana mereka dirilis oleh label asal Chicago, Minty Fresh yang sebelumnya sukses dengan band The Cardigans. Di tahun 2008, White Shoes and the Couples Company dua kali menyambangi Amerika Serikat. Pertama untuk CMJ Music Marathon dan SXSW Music Festival. Di tahun 2012, mereka mengadakan tur Eropa yang pertama dengan bermain di dua negara, Perancis dan Belanda.

THE S.I.G.I.T

Kuartet rock asal Bandung, The S.I.G.I.T (The Super Insurgent Group Of Interperence Talent) namanya juga kian kencang di kancah musik mancanegara. Setelah sempat dibahas dalam salah satu kolom pada tabloid musik NME di tahun 2005, album debut The S.I.G.I.T yang di Indonesia dirilis oleh FFCuts (sub divisi dari FFWD Records) juga dirilis oleh label Australia, Cavemen. Di bulan Juni 2007, The S.I.G.I.T tur sebulan penuh di beberapa kota di Australia. Setelah itu, tepatnya di tahun 2009, mereka kembali bermain di pentas luar negeri kali ini di Amerika Serikat dan juga Hongkong. Kini Anda dapat vote The S.I.G.I.T atau band-band lokal lainnya untuk mewakili Indonesia pada festival musik Rock and Roots yang akan berlangsung di Singapura akhir Maret 2012 ini.

GUGUN AND THE BLUES SHELTER

Trio asal Jakarta, Gugun and The Blues Shelter telah membawa musik Blues Indonesia ke kancah internasional. Gugun membuktikan bahwa musik blues tidak hanya milik musisi Afrika Amerika. Sejauh ini Gugun and The Blues Shelter telah bermain di Malaysia, Singapura, Shanghai dan Inggris. Pada panggung mereka di Inggris, Gugun and The Blues Shelter bermain bersama nama-nama besar seperti Bon Jovi, Rod Stewart dan The Killers. Album kelima mereka yang bertajuk Solid Ground dirilis oleh Grooveyard Records yang berbasis di New York, Amerika Serikat.




Mengutip kata-kata James Hetfield "METALLICA":

“Metallica fans sided with Napster because they’re lazy bastards and they want everything for free, I like playing music because it’s a good living and I get satisfaction from it but I can’t feed my family with satisfaction.”







(Fans Metallica berpihak pada Napster karena mereka ** SENSOR ** yang pemalas dan mereka ingin semuanya gratis. Saya suka bermusik karena ini adalah kehidupan yang baik dan saya dapat kepuasan dari ini. Tapi saya gak bisa kasih makan keluarga saya hanya dari kepuasan aja.)

*Metallica bermasalah dengan Napster, perusahaan musik online, yang memungkinkan lagu-lagu Metallica bisa diunduh bebas. Intinya adalah, sebagai seniman yang hak ciptanya dilindungi, mereka ingin mendapat apresiasi yang setimpal, tidak mau dibajak begitu aja seenaknya.




SELAMAT HARI MUSIK NASIONAL 2012...!!!


KEEP ROCKING...

Tidak ada komentar: